Berangkat ke Montana Mendalami Environmental Issues and Natural Resources Management

Orang-orang mungkin mengenalnya dari berbagai kegiatan, ia aktif bersama Non-Governmental Organization (NGO) dengan aktivitas riset dan magangnya selama masa kuliah. Selain itu, ia juga sering diasosiasikan dengan Pongo Ranger Community (PRC) karena kepemimpinannya. Namanya Hanna Adelia Runtu, akrab dipanggil Hanna. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Tanjungpura, Pontianak jurusan Kehutanan pada tahun 2022 dan saat ini bekerja di Yayasan Planet Indonesia sebagai seorang site manager. Melalui NGO tersebut, ia bersama tim aktif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dengan pendekatan kemitraan masyarakat sehingga dapat mewujudkan hubungan antara manusia dan alam untuk keadilan sosial-ekologi-ekonomi. Selain itu, ia juga masih terus aktif dalam aktivitas Pongo Ranger sebagai chairwoman dengan program-program pemberdayaan pemuda dan masyarakat untuk melestarikan lingkungan.

Sometimes we are too complicated and confused about what we can do about it. You don’t have to think too far, just turn a problem into action, collaborate to solve it, and do it now!

Hanna Adelia Runtu

Tertarik mendaftar YSEALI

Pada fall 2022, Hanna berkesempatan untuk menginjakkan kaki ke Montana, Amerika Serikat melalui program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) dengan topik utama Environmental Issues and Natural Resources Management. Ia mengetahui program ini dari Dwi Riyan, founder PRC yang juga seorang alumni program ini pada tahun 2017. Sebelumnya, ia sering mendengar YSEALI melalui kegiatan yang diselenggarakan American Corner Universitas Tanjungpura.

Saat itu, aku mengangkat isu restorasi ekosistem mangrove yang dapat membantu melestarikan habitat orangutan yang diinisiasi oleh Pongo Ranger Community. Bagaimana bisa? Dengan mengalihkan perhatian masyarakat dari menebang pohon, kami menawarkan kepada mereka bagaimana mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa melakukan penebangan dengan menjadi petani mangrove. Bibit mangrove ini akan ditanam untuk merestorasi ekosistem mangrove yang rusak. Tidak hanya petani, tetapi juga pemberdayaan perempuan di sekitar lokasi restorasi untuk menganyam eco-polybag  sebagai pengganti wadah plastik untuk bibit mangrove.

Hanna Adelia Runtu

Melalui pengalamannya selama kurang lebih dua bulan di Amerika Serikat ia bercerita mengenai poin belajar yang ia dapatkan. 

  1. Belajar “bagaimana caranya belajar”
    Baginya, buku bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Belajar langsung dengan para ahli dan mereka yang memiliki pengalaman lebih dulu pada isu tertentu juga akan memperkaya wawasan. Baginya belajar dari best practice orang lain juga bisa menambah perspektif baru untuk memperkaya ilmu dan pengalaman yang dimiliki.
  1. Melibatkan berbagai pihak untuk mencapai satu tujuan
    Terlibat dalam beberapa program membuatnya menyadari bahwa kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan lapisan masyarakat seperti seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, pemuda, dan masyarakat sipil akan mendorong penyebaran isu yang diangkat.

Konsistensi dan kepemimpinan pemuda

Dengan pengalaman memimpin PRC, Hanna juga berbagi cerita mengenai pentingnya melibatkan pemuda dalam aksi lingkungan.

Anak muda harus peduli tentang isu lingkungan, karena saat ini kita sedang menghadapi krisis lingkungan yang akan membuat kita kesulitan di masa depan yang menuntut kita agar bisa bertahan dan menyelesaikan permasalahannya dengan mengajak semua pihak didalamnya. Jika kita tidak sadar dari sekarang, maka kita tidak bisa mempersiapkan cara untuk bisa menghentikan kerusakan tersebut atau sekedar beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin parah. Ini menjadi penting mengapa orang muda harus peduli agar kelak bisa menjadi pemimpin yang memiliki perspektif keadilan sosial dan ekologis.

Hanna Adelia Runtu

Ia menekankan bahwa tidak tidak harus menjadi ilmuwan, rimbawan, pendaki semua gunung, atau penjelajah semua hutan untuk melindungi lingkungan. Semua orang dapat berdampak dengan menjadikan dirinya lebih ramah lingkungan. Hal-hal kecil seperti membawa tumbler, membuang sampah pada tempatnya, bijak menggunakan plastik, mencari tahu tentang flora dan fauna yang dilindungi untuk menambah pengetahuan, ikut menyebarkan isu sumber daya alam dan lingkungan hidup yang sedang trend, atau juga dengan mengikuti akun-akun informatif berkenaan dengan isu lingkungan untuk mengetahui isu-isu lingkungan dan apa yang dapat dilakukan anak muda.

Selain itu, ia memberikan tips bagi Sobat Pongo agar konsisten dengan inisiasi kegiatan yang sudah dimulai. Hal yang paling penting dilakukan ketika kehilangan motivasi dan kehilangan jejak adalah mengingat kembali apa visi yang ingin dicapai. Ia menekankan pentingnya memberi penyegaran di dalam pendekatannya.

Jangan takut untuk mengambil tindakan baru untuk beradaptasi dan menemukan kembali motivasi dan track, agar kita tetap bisa berjalan mencapai tujuan bersama. Sama seperti apa yang sedang PRC kerjakan dengan konsep baru sekarang.

Hanna Adelia Runtu

Interviewee : Hanna Adelia Runtu

This interview has been edited for length and clarity