Mita Anggraini atau Mita, panggilan akrabnya, berhasil lolos untuk mengikuti program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Amerika Serikat pada spring 2023 lalu di Hawaii. Ia bercerita mengenai proses pendaftaran hingga poin belajar apa yang ia dapatkan selama belajar disana.
Kenalan dulu yuk!
Mita menyelesaikan pendidikannya di Universitas Tanjungpura jurusan Hubungan Internasional pada tahun 2022 lalu. Ia tertarik dengan isu lingkungan sejak madrasah setelah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2015. Karhutla tersebut menjadi karhutla terbesar yang pernah ia alami. Sejak saat itu, ia merasa perlu dan bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu agar kondisi lingkungan membaik. Hal itu juga yang mendasari pilihannya belajar di jurusan Hubungan Internasional dan bekerja dekat dengan komunitas.
Bagaimana proses pendaftaran YSEALI dimulai?
Ia tahu tentang YSEALI itu sejak tahun 2017, saat Dwi Riyan (founder Pongo Ranger Community) terpilih untuk ikut fellowship di Hawaii. Dengan adanya orang terdekat yang dapat lolos program bergengsi ini, ia kemudian mulai termotivasi. Semasa kuliah, Mita juga ikut kegiatan YSEALI yang diadakan oleh American Corner Universitas Tanjungpura, Pontianak. Namun, ia baru memberanikan diri untuk mendaftar program ini di penghujung tahun 2022 karena merasa pada awalnya tidak cukup percaya diri dan capable bersaing di program ini.
Tak hanya itu, pada fall 2022, sahabat terdekatnya, Hanna, terpilih mengikuti program yang sama. Hal ini semakin memotivasinya dan mendorongnya untuk berani mendaftar program YSEALI. Awalnya, ia merasa belum banyak peran yang ia lakukan untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Namun, dengan keberanian tersebut akhirnya pada spring 2023, Mita terpilih untuk pergi dan belajar langsung di Amerika.
Apa peran Pongo Ranger untuk persiapan YSEALI?
Mita bergabung dengan PRC pada 2018 hingga 2020 awal.
Selama kurang lebih 2 tahun PRC memberi saya ruang belajar, berekspresi dan bertemu orang baru. Meskipun advokasi pongo ranger itu tentang konservasi orangutan, tapi menariknya berbagai kegiatan yang kami lakukan bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan pendekatan yang berbeda-beda. Selain itu, di tahun 2021 saya juga menjadi volunteer untuk kegiatan “Pongo Academy” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan bagi perempuan di Desa Laman Satong. Pengalaman ini memperkaya pandangan saya tentang isu perempuan di komunitas dan juga meningkatkan kemampuan public speaking yang saya miliki.
Mita Anggraini
Apa saja yang aktivitas yang dilakukan di Hawaii?
Mita bercerita bahwa aktivitasnya dibagi menjadi beberapa tema yaitu disaster and emergencies, climate and energy, ocean and fisheries, food and agriculture and also water and rivers. Metode yang dipakai oleh East West Center (host) adalah melibatkan sebanyak mungkin fellows dalam proses belajar. Mulai dari book circles, site visits, community service dan lectures. Selain itu, juga ada sesi leadership stories dan mentoring yang memberi ruang kepada fellows untuk saling mengenal satu sama lain dan tentunya mengenal diri lebih baik dari sebelumnya. Menariknya, juga terdapat kunjungan ke San Fransisco dan Washington DC untuk mengenal Amerika Serikat lebih dekat
Rencana masa depan
Baginya, isu perempuan dan lingkungan cukup menarik. Karena itu, ke depan ia ingin berkontribusi lebih banyak untuk mengadvokasi isu ini.
Saya ingin perempuan dari local community dan indigenous community bisa mendapat ruang dalam proses pengambilan kebijakan di komunitas mereka terutama untuk hal-hal yang terkait management SDA. Saya ingin memberikan meningkatkan kapasitas kepemimpinan bagi perempuan agar lebih percaya diri sebagai modal bagi mereka jika ingin melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan. Karena saya sadar bahwa beban perempuan terutama di komunitas itu sangat tinggi, namun sebaliknya mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Mita Anggraini
Tips untuk Sobat Pongo yang ingin mendaftar YSEALI
Mita berbagi tips untuk Sobat Pongo yang ingin mengikuti jejaknya :
- Tidak perlu menunggu menjadi seorang founder komunitas untuk mendaftar, selama berdedikasi dan konsisten dengan advokasi yang dilakukan
- Persiapkan diri dengan matang termasuk dalam menentukan pemberi rekomendasi
- Jangan takut gagal
Beri diri kamu kesempatan. Entah itu belajar, bekerja, atau melakukan hal-hal yang kamu suka, daftar YSEALI misalnya. Kalau pun gagal coba aja lagi. Lagian gagal ada jatahnya, jadi habisin aja.
Mita Anggraini
Interviewee : Mita Anggraini
This interview has been edited for length and clarity