Pongo Ranger Goes to China : Young Leaders Training Program 2025

Nanning, Tiongkok – Sebanyak 13 pemuda Indonesia terpilih mewakili tanah air dalam program Young Leaders Training Program (YLTP) 2025 yang diselenggarakan di Provinsi Guangxi dan Hebei, Republik Rakyat Tiongkok, pada 21–28 September 2025. Shafa Fakhira, communications manager Pongo Ranger Community jadi salah satu yang terpilih untuk program tersebut.

YLTP merupakan hasil kerja sama strategis antara Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan All-China Youth Federation, sebagai wadah pertukaran gagasan dan inovasi antar pemuda kedua negara di bidang ekonomi digital, kewirausahaan, dan kepemimpinan.

Gambar 1 Pembukaan YLTP di Nanning

Pilot Project Diplomasi Pemuda

Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi penyelenggaraan YLTP. Selain bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok, program ini juga ditetapkan sebagai pilot project yang akan menjadi acuan bagi kegiatan serupa di masa mendatang. Melalui kegiatan ini, para peserta tidak hanya berperan sebagai peserta pelatihan, tetapi juga sebagai perwakilan generasi muda Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral dan menunjukkan potensi inovasi anak muda Indonesia di panggung internasional.

Delegasi Indonesia yang dikirim berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari wirausaha muda, pegiat organisasi kepemudaan, filmmaker, hingga aktivis sosial. Keberagaman ini diharapkan mampu memperkaya perspektif dan memperluas ruang kolaborasi antar pemuda dua negara.

Pemuda sebagai Aktor Perubahan

Rangkaian kegiatan dimulai pada 22 September 2025 di Nanning, Guangxi, dengan upacara pembukaan yang diikuti oleh seluruh delegasi Indonesia beserta perwakilan All-China Youth Federation. Dalam sambutannya, Elvi Susanti, Analis Kebijakan Ahli Madya mewakili Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan sekaligus pimpinan delegasi Indonesia, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga simbol kolaborasi yang kuat antara dua negara.

“Kegiatan ini menunjukkan bahwa pemuda bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga aktor penting dalam membangun kerja sama internasional di era digital,” ujar Elvi.

Sementara itu, Sun Jin, Ketua Federasi Pemuda Guangxi, menyampaikan bahwa kehadiran delegasi Indonesia menjadi wujud eratnya persahabatan kedua negara.

“Tahun 2025 adalah tahun istimewa bagi hubungan Tiongkok dan Indonesia yang telah terjalin selama 75 tahun. Kami berharap para peserta dapat menjadi jembatan budaya dan sahabat bagi pemuda Guangxi,” ucapnya.

Dilanjutkan dengan kuliah umum bertema “Keterbukaan Tingkat Tinggi Tiongkok dan Visi Baru untuk Kerja Sama Tiongkok–ASEAN” yang disampaikan oleh Dr. Lei Xiaohua, Wakil Direktur Institut Penelitian Koridor Baru Perdagangan Darat–Laut Internasional Guangxi.

Dalam paparannya, Dr. Lei menekankan pentingnya keterbukaan dan kolaborasi lintas negara sebagai kunci menuju kemakmuran bersama. Ia menyoroti peran inovasi digital dan teknologi canggih, mulai dari sektor otomotif hingga energi terbarukan sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan Tiongkok.

Sesi ini berlangsung interaktif, di mana para delegasi Indonesia aktif bertanya mengenai perkembangan kereta cepat Jakarta–Bandung hingga strategi pembangunan energi terbarukan. Dr. Lei menyimpulkan bahwa kemajuan teknologi Tiongkok ditopang oleh tiga faktor utama: kualitas produk, dukungan kebijakan, dan infrastruktur digital yang kuat.

Gambar 2 Peserta YLTP 2025 dalam kunjungan ke Liuzhou Industrial Museum

Eksplorasi Berbagai Topik

Selama satu minggu pelaksanaan program, para peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti kuliah umum, forum diskusi kepemudaan, kunjungan industri, dan sesi pertukaran ide antar negara. Kegiatan dilaksanakan di beberapa lembaga dan institusi unggulan di Tiongkok, mulai dari China–ASEAN AI Intelligence Collaborative Innovation Center, Liuzhou Industrial Museum, Pusat Inkubator Bisnis Teknologi Lingdong, Pabrik dan Pusat RnD LiuGong serta Baojun, Zona Baru Xiongan, hingga Junlebao Dairy Group.

Membangun Jejaring dan Kolaborasi Baru

Shafa, satu-satunya perwakilan dari Kalimantan Barat, menyampaikan rasa syukurnya terpilih dalam kegiatan ini. “Aku bersyukur bisa terpilih untuk program ini. Aku juga belajar banyak hal, termasuk perkembangan teknologi hingga pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan secara masif.”  

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang perkembangan ekonomi digital dan kecerdasan buatan, tetapi juga mampu membangun jejaring internasional dan kolaborasi konkret dengan pemuda Tiongkok untuk inisiatif bersama di masa depan.